Rabu, 23 November 2016

Jum'at Lembab

Anakku!

Tadi abi menerobos hujan berjalan kaki menembus ke mesjid. Ditengah jalan hujan makin deras. Dua orang gadis baru pulang dari kampus darsa sedang berteduh di pelataran toko di tepi jalan. Mereka memanggil abi dengan nada lembut. Bang!, ambil payung kami aja. Hujan deras kali. Bila abang gak langsung pergi, waktu jum'at keburu habis. Bila abang teruskan, pasti pakaian abang akan basah kuyup dan gak bisa shalat jum'at. Abi tersenyum, dengan berat hati abi ambil payung merah jambu itu. Gadis itu pun memberi dengan hati ikhlas dilabel senyum merobek hati abi. Bang!, kalau nanti kami sudah tak lagi disini, payung itu ambil aja untuk abang. Kami rela. Bila kami masih disini, kami tak berharap payung itu dikembali. Abi semakin berat menerima payung indah itu. Tapi waktu jum'at hanya sekejap lagi. Do'akan kami dapat imam shaleh kek abang ya?, ucap gadis serentak. Abi tersentak dan jatuh saat mendengar permintaan mereka. Bergegas abi bangun dan langsung ke mesjid.

-Abi Amiruddin.

Surat Untuk Penindas Muslim Rohingya

Surat Untuk Penindas Muslim Rohingya.

Duhai dunia, negara adidaya. Bangsa Super power. Negeri paman sam. Negara yang selalu mengagungkan HAM. Negara yang berslogan mengayomi dunia. Negara pembrantas terorisme. Bangsa yang menyatakan peduli kemusiaan. Negara yang disegani semua bangsa karena nukirnya. Kami tak memita uang darimu. Tak mengharap makanan lezat seperti yang kalian makan. Kami tak menuntut tempat tinggal mewah dengan selimut lembut nan halus. 

Kami juga tak ingin kalian merasakan pedih seperti penderitaan saudara kami muslim Rohingya. Kami tak ingin kehalusan kulit kalian ditusuk hawa malam yang menembus pori-pori. Biarkan kami yang menikmati tidur beratap langit beralas bumi dihembus angin dibakar mentari. Hanya satu pinta kami. Jangan mengganggu keyakinan kami dalam hidup. Kami yakin hidup bukan untuk bermusuhan, bukan untuk saling membunuh mengumpul darah. Hidup kami hanya untuk menggait fahala menggapai ridha Allah. Darahmu dan darah kami sama. Nyawamu dan nyawa kami juga sama. Sama-sama perlu dijaga. Engkau jaga nyawamu untuk bengabdi pada Tuhanmu. Kami menjaga nyawa muslim untuk mengabdi pada Rabb sebelum Ia mengutus malaikat-Nya untuk menjemput kami.

-Abi Amiruddin.